Taman Nasional Wasur – Kekayaan Alam Di Timur Papua


Taman Nasional Wasur atau juga disebut selaku TNW yakni taman nasional yang berada di Papua. Kawasan ini dikenal memiliki hutan sabana basah paling luas di Indonesia, bahkan di seluruh Asia. Kondisi alam ini menjadikannya sungguh kaya akan jenis tumbuhan dan fauna.





Luas wilayah TN Wasur sekitar 413.810 ha juga menjadi persinggahan banyak sekali jenis fauna migran (peralihan). Dengan keberagaman yang dimilikinya berbagai acara mampu dikerjakan di daerah ini, seperti rekreasi, observasi, hingga menjelajahi lebih jauh kehidupan satwa dan masyarakatlokal.






Sejarah Taman Nasional Wasur





Sebelumnya daerah Taman Nasional Wasur merupakan kawasan Suaka Alam yang ditetapkan lewat Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 252/Kpts/Um/5/1978 tanggal 2 Mei 1978 yang terdiri dua kawasan konservasi, ialah Suaka Margasatwa Wasur dan Cagar Alam Rawa Biru.





Suaka Margasatwa Wasur ditujukan selaku lokasi pertolongan satwa, sedangkan Cagar Alam Rawa Biru selaku lokasi pelindung sumber air minum masyarakatMerauke. Tidak usang lalu tempat seluas masing-masing 206.000 ha dan 4.000 ha tersebut diusulkan untuk ditambah sebanyak 15.000 ha, sehingga menjadi 225.000 ha.





Perluasan
tersebut direkomendasikan lewat surat No. 1125/DJ/I/1981 tanggal 10 Maret 1981 oleh
Gubernur Provinsi Irian Jaya. Tahun selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 15/Kpts/Um/5/1982 tanggal 4 Januari 1982 daerah ini
ditambah seluas 98.000 ha dan menjadi 323.000 ha.





Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 448/Menhut-VI/1990 tanggal 6 Maret 1990 daerah ini dideklarasikan sebagai Taman Nasional Wasur seluas 308.000 ha. Kemudian pada tahun 1997 ditunjuk selaku tempat Taman Nasional Wasur / Wasur National Park di Kabupaten Merauke, Provinsi Irian Jaya, dengan luas 413.810 ha.





Kondisi Alam Taman Nasional Wasur









1. Letak dan Topografi





Taman
Nasional Wasur secara geografis berada di antara 140°27’
– 141°2’ Bujur Timur dan 8°5’ – 9°7’ Lintang Selatan. Secara administratif
daerah ini berada di Kabupaten Merauke, Provinsi Irian Jaya.





Batas daerah di bab utara yaitu
Sungai Maro, di bab selatan yaitu Laut Arafura, di bagian barat Kota
Merauke, dan di bagian timur adalah perbatasan antara Indonesia dan Papua
Nugini.





Kondisi topografi dari daerah ini
mulai dari dataran pantai yang cukup rata, begelombang atau plato dengan
kemiringan lereng tidak sampai 12°, hingga dengan berbukit-bukit.





2. Iklim dan Hidrologi





Iklim di TNW adalah moonson atau iklim musiman, seperti lazimnya di Indonesia. Temperatur daerah berkisar antara 22,2° Celcius sampai 33° Celcius dengan kelembaban rata-rata 76,8 mB sampai 84,2 mB. Curah hujan bulanan mulai dari 17,1 mm sampai 275,7 mm.





Kawasan ini ialah kawasan yang memiliki potensi air permukaan cukup besar dari Danau Rawa Biru dan Sungai Maro. Air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Merauke khususnya pada animo kemarau.





3. Geologi dan Tanah





Topografi
daerah taman nasional yang datar hingga bergelombang berasal dari plato oroimo
atau aluvial pleistosen tua. Sedimen yang dimiliki yaitu sedimen berlapis
dengan batuan dasar berasal dari zaman paleozoikum dan zaman prekambrian yaitu
batuan dasar kristalin.





Jenis tanah di taman nasional ini terbagi menjadi lima, adalah regosol, aluvial, kambisol, planosol, dan kambisol. Tanah aluvial merupakan yang paling umum didapatkan, sedangkan tanah kabisol berlimpah di area savana.





kawasan basah




4. Ekosistem dan Zonasi





Ada enam tipe ekosistem di kawasan ini, adalah ekosistem rawa berair payau, ekosistem rawa berair tawar permanen, ekosistem pesisir lembap tawar, ekosistem dataran berair tawar, ekosistem pesisir basah payau, dan ekosistem daratan lembap payau. 





Pengelolaan taman nasional dijalankan dengan menerapkan metode zonasi. Terdapat empat zona di kawasan ini, adalah zona inti seluas 127.590 ha, zona rimba seluas 211.320 ha, zona pemanfaatan intensif seluas 56.100 ha, dan zona pemukiman dengan luas 18.800 ha.





Flora dan Fauna Taman Nasional Wasur





Sebagaimana telah disebutkan bahwa Taman Nasional Wasur memiliki kekayaan alam yang sungguh berlimpah, khususnya jenis flora dan fauna. Jenis yang ditemukan di daerah ini pun mulai dari spesies endemik, langka, dilindungi, hingga jenis migran dari negara tetangga.





1. Flora





Flora yang mendominasi di kawasan Taman Nasional Wasur antara lain kayu putih (Melaleuca sp.), tancang (Bruguiera sp.), api-api (Avicennia sp.), dan ketapang (Terminalia sp.).





pohon akasia




Beberapa jenis lain adalah sagu (Metroxylon sagu), bambu (Bambuseae), punai (Alstonia actinophylla), banksia tropis (Banksia dentata), akasia (Acacia sp.), pohon guinea emas atau red beech, (Dillenia alata), pandan (Pandannus sp.), bunga bangkai raksasa (Amorphophallus sp.), jenis-jenis pakis (Cycas sp.), dan aneka jenis anggrek (Orchidaceae).





Persebaran flora di kawasan ini mampu didasarkan pada vegetasinya. Secara lazim ada 10 tipe vegetasi kelas hutan, yaitu Hutan Dominan Melaleuca sp., Hutan Co-Dominan Melaleuca sp. – Eucalyptus sp., Hutan Pantai, Hutan Bakau, Padang Rumput Rawa, Hutan Pinggir Sungai, Hutan Musim, Hutan Jarang, Padang Rumput, dan Sabana.





2. Fauna





Fauna yang paling kerap dijumpai di daerah Taman Nasional Wasur ialah kasuari gelambir (Casuarius casuarius-sclateri), dara mahkota (Goura cristata), kesturi raja (Psittrichus fulgidus), cendrawasih raja (Cicinnurus regius-rex), cendrawasih kuning besar (Paradisea apoda-novaegui), dan cendrawasih merah (Paradisea rubra).









Tidak cuma itu, fauna eksotik yang juga hidup di taman nasional ini ialah sapi (Bos sp.), ikan gabus (Carssis auratus), ikan mujair (Orechromis mossambica), rusa (Cervus timorensis), ada tawes (Cyprinus carpio).





Ada
sekitar 80 spesies mamalia yang didapatkan di kawasan TNW dan hanya 34 spesies
yang berhasil diidentifikasi. Beberapa diantaranya adalah kangguru hutan (Darcopsis
veterum
), kangguru tanah (Thylogale brunii), kangguru lapang (Macropus
agilis
), kuskus berbintik (Spilocuscus petaurus-breviceps), dan
musang hutan (Dasyurus spartacus).





Kelompok aves atau burung tercatat ada sekitar 403 spesies dengan 74 jenis endemik dan 114 yang dilindungi. Beberapa spesies burung tersebut ialah cendrawasih (Paradisea apoda-novaguineae), kasuari (Cassowary), garuda papua (Aquila gurneyei), elang (Circus sp.), kakatua (Cacatua sp.), alap-alap (Accipiter sp.), dan mambruk (Crown pigeons).





Aves
jenis migran yang berasal dari Australia dan New Zeland antara lain ibis (Stra-necked,
white,
dan glossy), boha (Magpie geese), paruh sendok (Royal
spoonbilis
), burung pantai (plovers dan australian pratincole),
bangau debu-bubuk (cranes trans-fly), dan pelikan.





Kelompok pisces atau ikan yang didapatkan ada sekitar 39 jenis ikan dengan 32 jenis berada di Rawa Biru dan 7 jenis berada di Sungai Maro, contohnya Nedystoma, Iriatherina, Scleropages jardinii, Tetranesodon, Cochlefelis, Doiichthys, dan Kiunga.





Reptil dan amfibi yang hidup di taman nasional ini ada sekitar 26 spesies yang terbagi menjadi 8 jenis ular (Condoidae, phyton, dan liasis), 2 jenis buaya (Crocodylus porosus dan Crocodylus novaguineae), 3 jenis biawak (Varanus sp.), 5 jenis kadal (Mabouya sp.), dan 4 jenis kura-kura.





Selain itu, juga didapatkan satu jenis bunglon (Calotus jutatas) dan 3 jenis katak, adalah katak pohon irian (Litoria infrafrenata), katak pohon (Hylla crueelea), dan katak hijau (Rona macrodon).





Kelompok insekta yang tercatat hidup di daerah TNW ada 48 jenis seperti kupu-kupu (Ornithoptera priamus), semut (Formicidae, Pieridae, dan Nytalidae), serta rayap (Tumulitermis sp. Dan Protocapritermis sp.). Semua spesies insekta tersebut ialah fauna asli dari Papua.





Kegiatan dan Destinasi Wisata





Ada
banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan Taman Nasional Wasur.
Mulai dari sekadar bertandang untuk rekreasi alam, menyelenggarakan penelitian, hingga
mengenal lebih bersahabat sejarah dan budaya dari penduduk lokal.





1. Mengamati Jenis Satwa





Dengan kekayaan dan keanekaragaman satwa yang hidup di kawasan ini, aktivitas yang dapat dilaksanakan mirip memperhatikan aneka macam jenis hewan. Beberapa spesies mungkin cukup gampang untuk ditemui seperti sudah disebutkan sebelumnya, namun sebagian lainnya termasuk sulit.





2. Penelitian





Sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam melimpah, taman nasional ini sangat sesuai untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian. Misalnya meneliti aneka macam jenis tumbuhan dan fauna hingga bentang alam dan kebudayaan penduduk di sekeliling taman nasional.





3. Mengenal Lebih Dekat Sejarah dan Budaya





Wisata
di taman nasional ini tidak hanya konsentrasi pada kekayaan alam seperti flora,
fauna, ataupun pemandangan alamnya saja, melainkan juga mengenal sejarah dan
budaya lokal. Di sini hadirin mampu menikmati kegiatan tari-tarian seperti
tari gasti dan tari etor.





Selain itu, bagi hadirin yang hobi mencicipi aneka kuliner khas, di sini proses pembuatan banyak sekali masakan tradisional dapat dilihat secara eksklusif. Misalnya pembuatan sagu, bakar kerikil atau zeb, dan kumbili.





4. Suku Marin





Taman Nasional Wasur juga memiliki perkampungan yang dihuni oleh suku marin. Orang-orang suku marin masih sungguh memegang teguh kearifan setempat dalam mempergunakan sumber daya alam di sekitarnya. Dengan begitu pengunjung mampu belajar mengenai segi lain dari kehidupan di sekitar alam liar.





5. Mengamati Musamus





Salah satu keunikan di taman nasional ini yakni keberadaan musamus. Musamus merupakan bangunan unik yang menyerupai tugu dengan tinggi mulai dari beberapa cm sampai dengan 3 meter, paling tinggi meraih 5 meter. Musamus mampu didapatkan pada beberapa titik di taman nasional dengan ukuran yang bermacam-macam pula.





rumah rayap musamus




Bangunan berwarna cokelat ini selain dikenal sebagai musamus, masyarakatsetempat juga menyebutnya ‘rumah semut’. Padahal bergotong-royong bukan rumah semut, melainkan istana yang dibangun oleh koloni rayap.





Proses
pembangunan istana rayap ini membutuhkan waktu yang cukup usang dengan bahan
dasar menggunakan gabungan rumput kering serta liur rayap sendiri selaku semen
perekat. Uniknya bangunan ini juga memiliki desain di dalamnya layaknya
rumah manusia.





Terdapat
ventilasi berupa lorong-lorong yang nantinya akan membantu biar tetap
terlindungi dari air hujan saat musim penghujan serta menolong untuk
melepaskan panas ketika demam isu kemarau. Dengan aneka macam keutamaan dari istana
rayap atau musamus, maka Kabupaten Merauke menjadikannya selaku lambang.





6. Objek Wisata Biras





Pengunjung
yang senang berwisata di lokasi berair mampu mengunjungi Biras. Objek wisata
ini merupakan pemandian yang memiliki air segar dan dijamin dapat menetralisir
pikiran dan perasaan. Air di pemandian Biras berasal dari rawa dan sungai di
sekitarnya.





7. Camping





Pihak pengurus taman nasional juga sudah menawarkan lokasi camp untuk menyanggupi kebutuhan para hadirin. Jadi para hadirin yang ingin mencicipi nikmatnya menyatu dengan alam mampu coba mendatangi Kankania, Kondo, Mar, dan Savana Ukra untuk berkemah.





Akses Menuju Lokasi





Bagi yang ingin mengunjung TN Wasur, kita dapat mengawali perjalanan dari Jakarta ke Merauke memakai pesawat selama 8 jam, sebab lazimnya akan transit dahulu di Makassar. Sesampainya di kota paling selatan di Papua ini, berikutnya kita menempuh 1,5 jam melewati jalan trans Irian (Merauke-Jayapura) dengan menyewa transportasi darat (kendaraan beroda empat) sekitar Rp 600.000 hingga Rp 700.000,-


Comments

Popular posts from this blog

124+ Black Short Hairstyles

59+ Hairstyles For Girls

111+ Sugar Water